Identitas Tumenggung Muhammad

Started by Muliawan Syafei Johor on Monday, September 26, 2011
Problem with this page?

Participants:

Profiles Mentioned:

9/26/2011 at 9:35 AM

Catatan Entol Djakatingkir menyebutkan namanya: Tumenggung Anom atau Tumenggung Muhammad
Sumber yang mengutip Taoefiq Djajadiningrat menyebutkan namanya: Pangeran Anom
Kedua sumber tidak menyebutkan asal usulnya.

Pada periode ini, kesultanan Banten masih eksis sampai dihapuskannya pada 1813. Dari sumber sejarah, pemberontakan atas nama Tumenggung Muhammad terjadi empat kali yaitu pada tahun 1820, 1822, 1825 dan 1827. Pada saat kesultanan Banten masih eksis, kepala daerah tertinggi yang diangkat dan langsung bertanggung jawab kepada sultan adalah para tumenggung. Jabatan ini bisa turun temurun atau bisa juga, bila sultan tidak berkenan, tumenggung dipecat dan jabatan itu diberikan kepada orang lain yang bukan keturunannya. Dalam silsilah di ini hanya ada 2 tumenggung, yaitu Tumenggung Jalalen (Wirasaba) dan Tumenggung Muhammad.

Kedua sumber sepakat bahwa Tumenggung Jalalen menikah dengan Ayu Raliyah (anak pertama Entol Bandung dan Nyi Dewi Kadupayung) dan Tumenggung Muhammad menikah dengan Ayu Marfi'ah (anak ketiga Entol Bandung dan Nyi Dewi kadupayung). Kapan peristiwa itu terjadi, kedua sumber tidak menyebutkannya. Diperkirakan pada akhir abad 18 atau awal abad 19. Mungkin dalam waktu berdekatan. Jadi keduanya sama-sama menantu Entol Bandung.

Untuk seseorang diangkat menjadi tumenggung bukan soal yang mudah. Selain kemampuan, kriterialainnya adalah asal usul orang tersebut. Kalau jaman sekarang jabatan tumenggung adalah seseorang yang mengepalai wilayah setingkat kabupaten. Tumenggung kemungkinan besar Jalalen diangkat ketika kesultanan Banten masih eksis. Mungkin beliau diangkat mengganti tumenggung sebelumnya yang tidak diketahui identitasnya. Atau juga Caringin/Menes dinaikkan tarafnya dari sekedar tanah tak bertuan menjadi suatu suatu ketumenggungan baru berdasarkan ketokohan Tumenggung Jalalen dengan dukungan Ngabei Saleh dan Entol Bandung di wilayah itu. Berdasarkan kenyataan di atas, kita bisa menghasilkan bermacam-macam prakiraan.

1. Tumenggung Jalalen dan Tumenggung Muhammad adalah orang yang sama.

2. Tumenggung Jalalen adalah ayah Tumenggung Muhammad.

3. Tumenggung Jalalen adalah kakak Tumenggung Muhammad.

4. Tumenggung Jalalen tidak ada relasi sama sekali dengan Tumenggung Muhammad.

Untuk saat ini, saya cenderung memilih alternatif 3. Pada saat pemerintah kolonial Belanda mencopot Sultan Banten dari kedudukannya pada 1813, mereka masih fokus merestruktur pusat pemerintahan dan belum punya kesempatan menetapkan aturan kedudukan kepala-kepala daerah bawahan Banten. Masih dibiarkan sebagai mana adanya. Mereka hanya membebani para kepala daerah dengan penetapan pajak yang lebih tinggi yang berakibat menyengsarakan rakyat. Inilah menjadi sebab mengapa daerah-daerah melakukan pemberontakan.

Barangkali pada 1820 yang mengawali pemberontakan dari Menes adalah Tumenggung Jalalen karena catatan Entol Djakatingkir menginformasikan bahwa beliau gugur melawan kompeni. Setelah kedudukan tumenggung kosong dan tidak ada otoritas lagi dari kesultanan Banten, maka de facto kedudukan itu diisi oleh wakil atau orang kedua di struktur pemerintahan yang ada. Mungkin dengan alasan dalam keadaan perang, belum matang dan tidak disertakan dalam pemerintahan, tidak satupun anak-anak Tumenggung Jalalen diangkat menggantikan ayah mereka. Secara otomatis, sebagai orang kedua, Tumenggung Muhammad yang pantas menggantikan Tumenggung Jalalen sebelum ada otorisasi dari kesultanan atau pemerintah kolonial Belanda. Pada kenyataannya Tumenggung Muhammad melanjutkan kebijakan Tumenggung Jalalen yaitu menentang pajak dengan pemberontakan. Dalam empat kali pemberontakan itu tidak sekalipun tentara kolonial bisa masuk Menes. Walaupun skalanya hanya Menes, kedua beliau ini bisa disebut sebagai pahlawan.

Bagaimana bisa Tumenggung Muhammad berkedudukan seperti itu? Tidak mungkin kedua nama ini satu tokoh yang sama. karena Entol Djakatingkir menyatakan Tumenggung Jalalen gugur di pertempuran dan Tumenggung Muhammad meninggal di Blambangan. Walaupun Islam membolehkan bapak dan anak masing-masing menikahi wanita bersaudara, merupakan suatu yang tidak pantas dilakukan di sini, apalagi Ayu Ipong dan Entol Bandung bersaudara. Maka tidak mungkin mereka bapak anak. Sekarang lihat sebutan Tumenggung Muhammad adalah Tumenggung Anom atau Pangeran Anom. Sebutan Anom ini tidak mungkin datang tiba-tiba saja melainkan sudah jauh hari melekat pada dirinya. Karena hubungannya bapak-anak maka alternatifnya kakak-adik. Seandainya mereka tidak ada relasi sama sekali, yang paling mungkin Tumenggung Muhammad adalah orang kepercayaan Sultan diangkat untuk menjadi deputi Tumenggung Jalalen. Tidak sembarang orang bisa jadi kepercayaan Sultan. Sumber-sumber tidak menyebutkan gelar Tumenggung Muhammad sebelumya, apakah itu Tubagus, Entol, Mas atau Raden. Untuk itu perlu penelaahan lebih lanjut.

Sayangnya naskah awal kumpulan sejarah Banten yang dikutip oleh Taoefiq Djajadiningrat sampai sekarang belum pernah diterbitkan. Naskah tersebut disusun oleh Mas Kandoeroehan Moehammad Isa Mangoendikaria yang juga masih masuk di dalam silsilah ini. Seandainya keturunan beliau masih ada, diharapkan naskah tersebut dapat diterbitkan dan dengan demikian lebih banyak informasi yang didapat.

Create a free account or login to participate in this discussion