Dari naskah WAWACAN SAJARAH HAJI MANGSUR gelar ini pertamakali diberikan oleh Maulana Hasanudin kepada Ki Jong dan Ki Jo dan kemudian kepada 48 pembantu lainnya. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut:
Pupuh Asmarandana 32:
nulya molana hasanudin
aris ingkang pangandika
maring ajar sakarone
pan sira wus maradika
wus manjing agama islam
jeneng emas lawan agus
jong jo arane manira
terjemahannya:
Kemudian Maulana Hasanuddin
Pelan berkata
Kepada kedua ajar
kalian sudah masuk agama Islam
Kunamakan Mas dan Agus
Ki Jong dan Ki Jo kalian berdua
Pupuh Asmarandana 50:
katahe kang dados abdan
mung seket kirang kakalih
dados nayaka punika
sing molana hasanudin
inggih milane puniki
sababe sujud rumuhun
jeneng agus lawan emas
punika dados priyayi
iya ikung tunggu ing lawang kapuran
terjemahannya:
Terbilang yang menjadi abdi
hanya lima puluh kurang dua
jadilah kalian nayaka
kata Maulana Hasanuddin
mengabulkan mereka
karena sujud memohon
gelar Agus dan Mas
jadilah kalian bangsawan
Maka dari itu berjagalah di pintu Kapuran
Untuk lengkapnya baca di: http://www.scribd.com/doc/29774052/Naskah-Wawacan-Sajarah-Haji-Mang...
Dalam naskah tersebut tidak satu bagianpun yang menyebutkan Entol. Dengan demikian baru sesudah itu gelar Entol diberikan. Bisa jadi oleh Maulana Hasanuddin sendiri atau penerusnya. Bisa jadi gelar Entol diberikan kepada mereka berdua, atau keturunannya, atau juga orang lain lagi.
Yang menarik adalah dua bersaudara Ki Jong dan Ki Jo. Mungkinkah keduanya identik dengan dua bersaudara Raden Langkadewa dan Raden Jamparing yang merupakan leluhur dari Entol Bandung? Hal ini perlu ditelusuri lagi rentang waktunya dengan penelusuran silsilah dua jalur tersebut.
Mungkin saja Ki Bandung ini mendapat gelar Entol, Mas dan Agus sekaligus. Daripada repot menulis Mas Agus Entol Bandung, para periwayatnya cukup menyingkat dengan gelar Entol saja. Bisa jadi juga gelar yang diberikan belakangan lebih valid daripada gelar terdahulu. Atau juga gelar Entol lebih bergengsi daripada gelar Mas atau Agus bagi kalangan masyarakat dan masa tertentu. Hal itu mungkin saja dikarenakan sudah terjadi "inflasi" gelar Mas dan Agus. Di mana-mana orang sudah memakai gelar tersebut, tentunya gelar baru dirasakan menjadi lebih eksklusif. Wallahu a'lam.